podiumnews – Universitas Diponegoro (Undip) kembali mencatat langkah inovatif dengan menghadirkan kandang pintar berbasis Internet of Things (IoT) yang ditujukan untuk membantu peternak meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha mereka. Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Peternakan dan Pertanian dengan tim riset dari Fakultas Teknik, yang sama-sama berkomitmen membawa teknologi digital ke sektor agrikultur Indonesia.
1. Solusi Teknologi untuk Peternak Modern
Kandang pintar ini dirancang dengan konsep otomatisasi penuh berbasis sensor dan sistem pemantauan digital. Melalui teknologi IoT, seluruh kondisi lingkungan kandang seperti suhu, kelembapan, pencahayaan, hingga kadar amonia dapat terdeteksi secara real-time dan dikendalikan lewat aplikasi ponsel.
Peternak tidak lagi perlu memeriksa kondisi ternak secara manual setiap waktu — cukup membuka aplikasi untuk melihat apakah suhu kandang ideal atau apakah pakan sudah habis.
Dr. Arief Rahman, ketua tim riset Undip, menjelaskan bahwa teknologi ini dapat mengurangi tingkat stres pada hewan dan meningkatkan produktivitas hingga 30%. “Dengan sistem otomatis, kami ingin membantu peternak menghemat waktu dan biaya operasional, sekaligus memastikan kesejahteraan ternak lebih terjaga,” ujarnya.
2. Fitur Unggulan: Sensor, Kamera, dan Sistem Pakan Otomatis
Prototipe kandang pintar Undip dilengkapi berbagai fitur canggih, antara lain sensor suhu dan kelembapan yang terintegrasi dengan kipas otomatis, kamera pengawas berbasis AI untuk memantau perilaku ternak, serta sistem pemberian pakan dan air minum otomatis.
Jika terdeteksi suhu terlalu panas, sistem akan secara otomatis menyalakan pendingin atau ventilasi tambahan. Begitu pula, jika ternak tampak lesu atau pakan habis, sistem mengirimkan notifikasi langsung ke ponsel peternak.
Selain itu, teknologi ini juga memiliki fitur analisis data berbasis cloud, yang memungkinkan pengguna melihat tren pertumbuhan dan kesehatan hewan dari waktu ke waktu. Dengan begitu, peternak dapat mengambil keputusan berdasarkan data, bukan sekadar kebiasaan atau perkiraan.
3. Dorongan Undip untuk Transformasi Pertanian Digital
Langkah ini sejalan dengan misi Undip dalam mengembangkan teknologi berbasis riset untuk pemberdayaan masyarakat desa. Menurut Rektor Undip, Prof. Yos Johan Utama, proyek ini menjadi bagian dari agenda besar universitas untuk mendorong transformasi digital di sektor agrikultur dan peternakan.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam peternakan, tetapi masih banyak peternak yang bergantung pada cara tradisional. Melalui inovasi seperti kandang pintar, Undip ingin menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi mitra, bukan ancaman,” jelasnya dalam konferensi pers di Semarang.
Prof. Yos juga menambahkan bahwa program ini merupakan bentuk nyata implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), karena melibatkan mahasiswa lintas jurusan dalam penelitian dan penerapan di lapangan.
4. Uji Coba dan Respons Peternak Lokal
Proyek ini telah melalui tahap uji coba di beberapa peternakan ayam petelur dan sapi perah di wilayah Kabupaten Semarang dan Kendal. Hasilnya cukup menggembirakan: konsumsi pakan menjadi lebih efisien, tingkat mortalitas hewan menurun, dan produktivitas meningkat signifikan.
Seorang peternak ayam di Bringin, Slamet Widodo, yang ikut dalam uji coba, mengaku merasakan manfaat langsung. “Biasanya saya harus bangun tengah malam untuk cek suhu dan kondisi ayam. Sekarang cukup lihat HP, semua data sudah ada. Kalau suhu naik, sistem langsung menyesuaikan. Hidup saya jadi lebih tenang,” katanya sambil tersenyum.
Bahkan, menurut data tim riset, sistem IoT ini mampu menekan biaya operasional hingga 25% per bulan karena penggunaan listrik, air, dan pakan menjadi lebih terukur.
5. Rencana Pengembangan dan Harapan ke Depan
Setelah sukses pada tahap awal, Undip berencana memperluas penerapan kandang pintar ke sektor peternakan lain, seperti kambing, domba, dan ikan air tawar. Mereka juga tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah dan startup agritech untuk mempercepat komersialisasi produk ini.
Dr. Arief menyebutkan bahwa versi berikutnya akan dilengkapi fitur analisis berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi penyakit lebih dini, serta sistem peringatan dini jika terjadi gangguan lingkungan ekstrem. “Kami ingin teknologi ini benar-benar mudah digunakan, bahkan oleh peternak di pelosok yang baru mengenal smartphone,” katanya.
Dengan langkah inovatif ini, Undip menegaskan komitmennya sebagai kampus riset yang berorientasi pada solusi nyata untuk masyarakat. Kandang pintar berbasis IoT ini bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga bukti bahwa inovasi bisa lahir dari kebutuhan sederhana di tingkat akar rumput — bagaimana membantu peternak bekerja lebih efisien dan sejahtera.
Jika berhasil diterapkan secara luas, bukan tidak mungkin inovasi ini akan menjadi salah satu tonggak penting menuju revolusi peternakan digital di Indonesia, menjembatani dunia akademik, teknologi, dan sektor agrikultur rakyat dalam satu ekosistem yang berkelanjutan.
