podiumnews – Seorang pria berkebangsaan China nyaris menjadi korban kekerasan ketika mengalami perampokan bersenjata di São Paulo, Brasil. Kejadian itu berubah dramatis ketika sebuah MacBook Pro dalam ranselnya yang ternyata menahan peluru, sehingga nyawanya bisa terselamatkan. Insiden ini menarik perhatian publik, bukan hanya karena keberanian korban, tetapi juga karena bagaimana sebuah perangkat teknologi mampu bertindak sebagai pelindung yang tidak terduga.
Pria tersebut, yang hanya diidentifikasi dengan nama keluarga Liu, sedang dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan urusannya di kota itu. Ia memilih berjalan beberapa langkah ke sebuah pom bensin di luar hotel untuk menghirup udara segar sambil berbicara lewat telepon. Ketika berada di dekat pintu keluar pom bensin, sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di depannya dan seorang pria bertopeng dengan pistol melompat keluar, menuntut agar semua barang berharga korban diserahkan.
Tak ingin menyerah begitu saja, Liu segera mengambil ranselnya yang berisi dokumen, uang, gadget, dan MacBook Pro-nya, lalu berlari sejauh 30 hingga 40 meter. Di tengah kepanikan, pelaku melepaskan setidaknya dua tembakan. Liu melanjutkan pelariannya tanpa menyadari bahwa salah satu peluru menembus ranselnya. Ia berpikir bahwa tembakan itu hanya sebagai gertakan semata.
Baru ketika melewati pemeriksaan keamanan di bandara untuk kembali ke China, Liu terkejut menemukan bahwa sebuah peluru bersarang tepat di MacBook Pro-nya. Laptop tersebut, dengan casing dan komponennya, ternyata menyerap dampak tembakan itu, melindungi tubuh Liu dari cedera fatal. Ia menyadari, apa yang tampak sebagai benda kerja sehari-hari telah bertindak sebagai tameng hidup.
Akibat peristiwa itu, Liu kehilangan koper dan barang-barang penting lainnya—dokumen, hard drive, perangkat elektronik, serta hadiah untuk keluarga. Petugas kepolisian setempat menyebut bahwa kemungkinan besar barang curian tidak akan kembali, mengingat modus perampokan bersenjata seperti ini bukan hal yang jarang di São Paulo.
Kisah Liu menyebar luas di media sosial dan media berita internasional, memicu diskusi soal keamanan pribadi, teknologi, dan keberuntungan dalam situasi ekstrem. Banyak yang menyebut MacBook Pro-nya kini “semi antipeluru.” Liu sendiri menyampaikan pesan hati-hati bagi para wisatawan: hindari tampak mencolok, jangan membawa banyak barang berharga, dan jika menghadapi ancaman senjata, lebih baik menyerahkan barang daripada mempertaruhkan nyawa.
Kejadian ini mengingatkan bahwa di luar fungsi teknologi sebagai alat produktivitas, dalam situasi kritis—ada kemungkinan suatu perangkat bisa menjadi perantara perlindungan hidup. Bagaimana pun, Liu beruntung bahwa dalam sebuah malam penuh bahaya, MacBook Pro-nya menjadi benteng yang tak terduga.
