podiumnews.online Masalah peredaran barang ilegal di Indonesia belum juga tuntas.
Meski berbagai kebijakan telah diberlakukan, produk-produk ilegal asal Tiongkok terus masuk melalui banyak jalur perdagangan.
Kondisi ini dinilai mengancam stabilitas ekonomi nasional dan keberlangsungan industri dalam negeri yang sudah lama menjadi tulang punggung perekonomian rakyat.
Menurut Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khairon, akar masalahnya bukan pada lemahnya regulasi, melainkan pengawasan yang belum optimal di berbagai pintu masuk.
Ia menilai Indonesia memiliki wilayah yang sangat terbuka, baik laut maupun darat, sehingga memerlukan sistem pengamanan modern yang terintegrasi.
“Masalah utama kita adalah lemahnya pengawasan dan koordinasi antarinstansi. Jalur distribusi barang dari luar negeri begitu banyak dan tidak semua bisa dipantau secara manual,” ujar Herman.
Regulasi Sudah Ada, Tapi Belum Efektif
Herman menjelaskan bahwa peraturan terkait impor dan perdagangan sebenarnya sudah cukup kuat.
Namun, pelaksanaannya di lapangan masih lemah dan tidak terkoordinasi dengan baik.
Ia menegaskan bahwa pengawasan harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya oleh aparat bea cukai tetapi juga melibatkan masyarakat dan instansi lain.
“Kita tidak bisa hanya bergantung pada petugas di lapangan. Masyarakat juga harus berperan aktif melaporkan aktivitas mencurigakan di pelabuhan, bandara, atau perbatasan,” tegasnya.
Menurutnya, pelibatan publik dapat membantu pemerintah menekan laju masuknya barang ilegal.
Ia mencontohkan, di beberapa negara, pengawasan berbasis komunitas mampu memperkuat sistem nasional karena masyarakat menjadi garda depan dalam menjaga pasar domestik.
Dampak Barang Ilegal terhadap Ekonomi Nasional
Masuknya produk ilegal bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga ancaman langsung bagi perekonomian Indonesia.
Produk-produk murah dari luar negeri sering dijual di pasar tanpa izin edar dan tanpa membayar pajak.
Akibatnya, industri lokal kalah bersaing, pendapatan negara berkurang, dan lapangan kerja ikut terancam.
“Barang ilegal merusak harga pasar dan membuat produsen lokal tidak bisa bertahan. Ini masalah serius karena bisa melemahkan daya saing nasional,” jelas Herman.
Selain mengancam industri, barang ilegal juga berdampak negatif bagi konsumen.
Banyak produk tidak melalui uji keamanan, terutama barang-barang elektronik, obat-obatan, atau makanan impor.
Konsumen bisa dirugikan karena barang tersebut tidak memiliki jaminan kualitas dan keamanan.
Perlu Ketegasan dan Sinergi Antar Lembaga
Herman menilai bahwa ketegasan aparat penegak hukum menjadi kunci utama dalam menekan praktik penyelundupan.
Ia meminta agar semua lembaga, mulai dari Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, TNI AL, hingga Kepolisian, memperkuat koordinasi dan tidak saling menunggu tindakan satu sama lain.
“Kalau semua lembaga bekerja sendiri-sendiri, penyelundupan tidak akan pernah selesai. Kita perlu satu sistem komando dan kerja sama lintas instansi,” ujarnya.
Menurutnya, koordinasi juga harus mencakup aspek penegakan hukum yang tegas dan transparan.
Setiap kasus penyelundupan harus ditindak secara cepat agar memberi efek jera kepada pelaku.
Pemerintah juga perlu melakukan audit rutin di pelabuhan dan kawasan perdagangan bebas untuk mendeteksi celah-celah penyalahgunaan izin impor.
Teknologi Digital Jadi Solusi Pengawasan Modern
Selain ketegasan hukum, pemanfaatan teknologi modern menjadi solusi strategis yang mulai banyak dibahas di parlemen.
Herman menyebutkan bahwa sistem pengawasan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan big data analytics bisa membantu mendeteksi pola penyelundupan secara real time.
Ia mencontohkan, sistem AI dapat memantau pergerakan kontainer dan mencocokkannya dengan data manifest impor.
Jika ada ketidaksesuaian, sistem akan langsung memberikan peringatan kepada petugas di lapangan.
Langkah seperti ini sudah diterapkan di beberapa negara maju dan terbukti efektif menekan kegiatan penyelundupan lintas batas.
“Dengan teknologi, kita bisa memantau ribuan kontainer tanpa perlu menambah ribuan petugas. Ini efisien dan transparan,” katanya.
Selain itu, Herman juga mendorong penerapan sensor otomatis di pelabuhan dan bandara, yang mampu mendeteksi jenis barang tanpa membuka kemasan.
Teknologi seperti pemindai X-ray dan sistem barcode digital bisa mempercepat proses pemeriksaan tanpa menghambat arus logistik.
Revisi Undang-Undang Perlindungan Konsumen
DPR RI juga sedang membahas revisi Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Langkah ini diharapkan memperkuat peran pemerintah dalam melindungi masyarakat dari dampak produk ilegal.
Menurut Herman, revisi undang-undang ini akan menekankan tanggung jawab negara terhadap keamanan barang yang beredar di pasar.
Konsumen berhak mendapatkan jaminan bahwa produk yang mereka beli aman, legal, dan sesuai standar nasional.
“Perlindungan konsumen harus menjadi prioritas. Negara tidak boleh membiarkan masyarakat membeli barang tanpa kepastian kualitas,” tegasnya.
Ia menambahkan, dengan pengawasan berbasis teknologi dan hukum yang lebih tegas, Indonesia bisa melindungi industri lokal dan menciptakan iklim usaha yang sehat.
Menjaga Kedaulatan Ekonomi Nasional
Masalah penyelundupan bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga soal kedaulatan negara.
Jika barang ilegal terus dibiarkan masuk tanpa kontrol, ketergantungan terhadap produk luar negeri akan semakin besar.
Hal ini dapat melemahkan posisi Indonesia dalam perdagangan internasional dan menghambat pertumbuhan industri lokal.
Oleh karena itu, Herman menekankan pentingnya sinergi nasional antara pemerintah, aparat, dan masyarakat.
Teknologi hanyalah alat bantu, sementara ketegasan dan kesadaran bersama menjadi fondasi utama.
“Dengan sistem pengawasan digital yang kuat dan komitmen semua pihak, kita bisa menutup celah penyelundupan dan menjaga ekonomi nasional tetap berdaulat,” pungkasnya.
Dengan kombinasi ketegasan hukum, teknologi modern, dan kesadaran kolektif, Indonesia diharapkan mampu menekan arus barang ilegal sekaligus memperkuat industri dalam negeri.
Langkah ini bukan hanya tentang menegakkan aturan, tetapi juga menjaga martabat dan kemandirian ekonomi bangsa.

Cek Juga Artikel Dari Platform iklanjualbeli.info
