podiumnews – Kabar gembira datang bagi para pecinta produk Apple. Setelah peluncuran seri terbaru iPhone pada awal Oktober 2025, sejumlah model lama iPhone kini mengalami penurunan harga yang cukup signifikan di pasar resmi maupun toko ritel online. Penyesuaian ini dilakukan sebagai bagian dari strategi Apple dan mitra distributor untuk memperbarui stok dan memberi pilihan lebih banyak kepada konsumen yang ingin memiliki iPhone dengan harga lebih ramah di kantong.
Penurunan harga ini langsung menarik perhatian masyarakat. Banyak pengguna yang sebelumnya menunda pembelian kini mulai berburu iPhone model lama karena dinilai masih sangat layak digunakan, baik dari sisi performa maupun fitur.
1. Harga Model Lama Turun Setelah Peluncuran Seri Baru
Setiap kali Apple meluncurkan seri iPhone terbaru, harga model lama biasanya akan mengalami koreksi. Hal itu juga terjadi pada Oktober 2025 ini. Beberapa model seperti iPhone 13, iPhone 13 Pro, iPhone 14, dan iPhone 14 Plus kini dijual dengan harga yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Misalnya, iPhone 13 versi 128 GB yang sebelumnya dijual sekitar Rp 11 jutaan, kini turun menjadi kisaran Rp 9,5 juta. Sementara iPhone 14 kini bisa didapatkan mulai Rp 11 juta, turun hampir Rp 2 juta dari harga awalnya. Penurunan ini menjadikan model lama semakin kompetitif di pasar smartphone premium.
2. Daya Tarik Model Lama Masih Kuat di Pasar
Meski bukan lagi seri terbaru, model lama iPhone masih memiliki daya tarik yang kuat. Desain elegan, performa chip bertenaga, dan dukungan sistem operasi iOS terbaru membuat banyak pengguna menilai bahwa membeli iPhone seri sebelumnya adalah pilihan cerdas.
Banyak konsumen juga menilai bahwa perbedaan fitur antara generasi lama dan baru tidak terlalu mencolok untuk kebutuhan harian. Kamera masih mumpuni, performa gaming lancar, dan daya tahan baterai tetap baik. Karena itu, pemburu gadget kini cenderung memilih iPhone lama yang lebih hemat namun tetap bergengsi.
3. Faktor Global dan Strategi Pemasaran Apple
Turunnya harga iPhone juga dipengaruhi oleh strategi Apple dalam menjaga keseimbangan stok dan permintaan global. Setelah peluncuran seri baru, Apple biasanya melakukan penyesuaian harga di berbagai negara untuk mendorong penjualan di segmen menengah ke atas.
Selain itu, faktor nilai tukar mata uang dan peningkatan produksi di beberapa negara Asia juga berpengaruh terhadap harga jual. Di Indonesia sendiri, distributor resmi menyesuaikan harga agar tetap kompetitif menghadapi produk flagship Android dari merek lain seperti Samsung, Xiaomi, dan Oppo.
4. Antusiasme Konsumen Meningkat di Toko Offline dan Online
Sejak kabar penurunan harga ini beredar, sejumlah toko resmi dan platform e-commerce melaporkan peningkatan penjualan iPhone model lama. Banyak konsumen memanfaatkan promo bundling, cicilan tanpa bunga, hingga diskon tambahan dari bank mitra.
Model yang paling banyak dicari adalah iPhone 13 dan iPhone 14 karena dianggap menawarkan kombinasi terbaik antara performa, desain, dan harga. Sementara iPhone SE juga mengalami peningkatan permintaan karena kini bisa didapatkan di bawah Rp 8 juta, menjadikannya opsi menarik bagi pengguna baru ekosistem Apple.
5. Peluang Bagi Pasar Ponsel Bekas dan Tukar Tambah
Penurunan harga resmi iPhone baru turut mempengaruhi pasar ponsel bekas. Harga jual kembali untuk seri lama otomatis menyesuaikan, namun justru membuka peluang bagi pengguna untuk melakukan program trade-in atau tukar tambah.
Beberapa toko besar kini menawarkan skema tukar tambah dengan nilai kompetitif, di mana pengguna bisa menukar iPhone lama mereka untuk mendapatkan potongan harga membeli model terbaru. Tren ini membantu menjaga sirkulasi produk Apple tetap aktif dan memperluas basis pengguna di Indonesia.
Penurunan harga iPhone tahun ini menjadi kabar baik bagi konsumen yang ingin memiliki produk Apple tanpa harus membayar harga tertinggi. Dengan performa yang masih mumpuni dan dukungan pembaruan sistem operasi yang panjang, iPhone model lama tetap menjadi pilihan rasional sekaligus stylish di pasar smartphone premium.
